Selasa, 31 Juli 2012

Dengan Otak Kanan Mengubah Musibah Jadi Barokah

0 komentar


Dalam bisnis, laju dan majunya perusahaan terkadang tergantung dari sudut mana kita melihat suatu peristiwa yang kita alami dalam menjalankan usaha kita sehari-hari. Hak itu pula yang saya alami dalam 25 tahun terakhir ini, jangan dikira, sebelum akhirnya memiliki 600-an cabang Bimbel Primagama dan membuka puluhan usaha lain, banyak sekali moment bisnis saya alami dengan beragam peristiwa tragis. Akan tetapi hal itu justru mempertajam intuisi kita dalam mengembangkan usaha. Cerita berikut bisa menjadi pengalaman bagi Anda betapa suatu tragedy terkadang tak selamanya jadi halangan untuk mengembangkan usaha.
Dulu, ketika saya mengembangkan cabang baru Primagama di kota Solo, ada satu tragedy menarik yang bisa saya ceritakan untuk pembaca. Kisahnya bermula dari mencari tempat usaha. Setelah survey sana-sini, kami menemukan lokasi strategis untuk cabang pertama Primagama di Solo, yakni sebuah rumah di Jalan Honggowongso. Akan tetapi kondisi rumah tidak siap pakai, esok harinya saya perintahkan tukang untuk membawa perlengkapan bangunan dan pertukangan untuk merenovasi rumah itu. Semua perlengkapan dibawa dengan colt pick up dari Yogjakarta menuju Solo.
Rupanya dalam perjalanan ke Solo, di Klaten, mobil pengangkut material itu malah menabrak pohon, barang bawaan jadi rusak dan hancur. Saya sempat marah dengan sopir waktu itu. “Memangnya kamu tidak melihat ada pohon nyebrang jalan kok sampai kamu tabrak?” kejadian itu memang sempat menjadi diskusi di kantor Primagama Yogja. Itu pertanda buruk, jangan buka cabang di Solo dulu, itu musibah yang kata orang Jawa malati, bawa sial. Jadi sebaiknya ditunda dulu keinginan buka cabang di Solo, sebelum juga mulai tapi sudah terjadi musibah, begitu komentar banyak teman kantor.
Tapi waktu itu, dengan pola pikir otak kanan, saya justru punya pandangan lain. Kasus tabrakan itu dalam pandangan otak kanan saya justru ujian dalam bisnis. Dan biasanya ujian itu adalah harga tebusan untuk meraih sukses yang lebih besar, kalau belum-belum sudah kena musibah, saya yakin Tuhan justru menjanjikan barokah rezeki besar menanti di depan kalau kita berhasil melaluinya. Oleh karena itu, saya perintahkan untuk jalan terus dan tetap membuka cabang Primagama Solo, ya di Jalan Honggowongso.
Alhamdulillah, intuisi otak kanan dalam melihat peluang bisnis saya tak keliru. Justru sampai sekarang di Solo yang kini sudah menjadi hampir 19 outlet bimbingan, menjadi salah satu outlet Primagama paling gemuk dan paling banyak siswanya. Coba, kalau dahulu saya memenuhi saran banyak orang untuk membatalkan buka cabang di Solo, cerita sukses dari cabang Solo tak akan terjadi dan boleh jadi sampai sekarang. Primagama tak akan pernah punya cabang di Solo, karena percaya takhayul bisnis yang ternyata terbukti tidak benar.
Dalam mind set otak kanan, tidak ikut arus dan berani menentang pola pikir lama yang menjadi keyakinan banyak orang. Boleh jadi, saat melihat musibah yang kita hadapi dalam perjalanan bisnis dengan cara pandang yang berbeda, bisa jadi kunci sukses kita. Tak jarang justru musibah bisa berbuah barokah! Untuk itu, saya selalu menyarankan kepada banyak teman, kalau memang kita yakin pada intuisi kita bahwa apa yang kita lakukan benar dan akan mencapai sukses, kita harus menjalani target bisnis kita dengan ngundung (keteguhan hati – istilah Jawa). Ya, kalau memang sudah mau, ya harus dilakukan dengan keteguhan hati. Sudah banyak saya buktikan kalau memang kita benar dan punya keteguhan hati, pasti kita bisa meraih sukses.
Satu lagi bukti, bahwa keyakinan dan optimisme yang menjadi intuisi, mengantar kita menuju sukses bisnis. Beberapa tahun lalu ketika saya membuka sekolah Entrepreneur University dengan konsep tanpa nilai, tanpa ujian dan diwisuda setelah siswa terbukti berhasil menjadi pengusaha itu sempat membuat Dirjen Dikti keberatan dan mengirimkan surat teguran kepada saya. Intinya saya tidak diperbolehkan menggunakan istilah University pada sekolah entrepreneur itu. Oleh karena untuk menggunakan istilah University harus banyak aturan formal yang dipenuhi.
Saya tidak takut dengan teguran itu. Dengan santun saya balas surat teguran itu dan di surat tersebut saya jelaskan bahkan University dalam Entrepreneur University itu hanya sebuah nama. Apalah artinya sebuah nama. Karena, argument saya, Laksamana Sukardi juga bukan seorang laksamana dan Christine Hakim juga bukan seorang hakim pengadilan. Alhamdulillah sampai sekarang surat teguran itu juga tak dibalas lagi dan sampai sekarang EU sudah berkembang di banyak kota di Indonesia. Dan telah melahirkan ribuan pengusaha baru yang jauh lebih berguna bagi bangsa ini, daripada banyak lulusan universitas-universitas pada umumnya. Otak kanan kembali membuktikan bisa mengubah bencan atau ancaman, justru menjadi peluang yang gemilang.


Dikutp dari situs : www.purdiechandra.net

Berpikir Kemungkinan Sukses

0 komentar

Saya sependapat dengan Gerry Robert, penulis buku “The Millionaire Mindset”, bahwa kita sebaiknya setiap saat untuk selalu berfikir kemunghkinan sukses atau successibility thinking. Jadi, kita tidak hanya cukup berfikiran positif aja seperti dikatakan Norman Vincent Peale. Dan, saya kira kita pun tidak hanya cukup sekedar possibility thinking seperti yang disarankan Robert Schuller.
Mengapa demikian? Sebab, dengan selalu berfikir kemungkinan sukses kita akan lebih bersikap mawas diri. Tindakan-tindakan yang kita bangun cenderung penuh dengan kepercayaan dan keyakinan diri. Bahkan, kita akan lebih memiliki perspektif jauh kedepan. Tegasnya, berfikir kemungkinan sukses itu sama halnya dengan sukses (success) ditambah kemungkinan (possibility).
Bill Gates (44 tahun) tanpa dia terbiasa succesibility thinking. Tentu tidak mungkin berani mendirikan perusahaan Microsoft, padahal saat itu dia masih berusia 19 tahun.
Di perusahaan computer itu dirinya bukan hanya sebagai direktur, atau manajer, tetapi lebih dari itu, sebagai Presiden Direktur. Jabatan itu dipegangnya selama 25 tahun. Dan memang, pada akhirnya, ia membuktikan bahwa bisnisnya mampu meraih sukses yang luar biasa, dan banyak dikagumi orang. Kini, namanya tercatat orang terkaya di dunia.
Dalam kaitan inilah, mungkin saja Anda akan bertanya. Sesungguhnya, seseorang itu, apakah untuk mendirikan perusahaan juga harus succesibility thinking? Ataukah kita harus memiliki rasa percaya diri dulu atau sebaliknya? Kalau saya pribadi berpendapat , seseorang itu harus berpikir kemungkinan sukses dulu atau succesbility thinking, untuk mendirikan perusahaan, barulah kita memiliki rasa percaya diri.
Katakanlah, jika ada peluang bisnis, dengan kita berpikir kemungkinan sukses dulu, akan membuat kita memiliki keberanian  membuat perusahaan berupa CV, PT, atau Lembaga. Kita tinggal datang ke notaris, kita bisa mengangkat diri kita menjadi pada perusahaan yang kita dirikan. Itu sama saja kita sudah berpikir kemungkinan sukses.
Di dalam melakukan kegiatan bisnis, kita dapat mendeklarasikan berpikir kemungkinan sukses setiap hari, dengan sesuatu yang diyakini, yang kita anggap dapat mengubah kita. Misalnya hari ini, kita mendeklarasikan bahwa kata favorit saya adalah ”mungkin”.
Saya percaya, pada apa yang mungkin. Saya melihat kemungkinan-kemungkinan di mana-mana. Saya memfokuskan pada apa yang benar, terang, dan indah. Saya melihat yang terbaik dalam setiap situasi, dan dalam setiap orang.
Dan, pada hari berikutnya, kita bisa saja mendeklarasikan, bahwa “saya orang yang bersemangat”. Saya percaya, saya sukses karena saya ditakdirkan untuk sukses. Saya menolak hal-hal yang tidak baik. Saya bersemangat tentang diri saya dan potensi saya. Deklarasi semacam ini setiap harinya bisa berganti-ganti sesuai dengan yang kita kehendaki.
Selain kita menggunakan model pendekatan deklarasi berpikir kemungkinan sukses di dalam bisnis setiap hari, kita juga dapat melakukan model pendekatan religius, misalnya dengan melakukan dzikir dalam hati, yang juga bisa kita lakukan kapan saja, dan dimana saja. Saya yakin, hal itu semua akan menjadikan kita lebih mudah meraih sukses. Bahkan, bisnis yang kita jalankan juga akan lebih berpeluang berkembang.
Memang, semua itu membutuhkan kemauan keras. Maka, bila kita berkeinginan menjadikan diri kita untuk selalu berfikir kemungkinan sukses, bisa saja kita memprogram ulang diri kita sendiri, dengan jalan kita menyediakan waktu untuk selalu berfikir kemungkinan sukses. Mau dicoba?


Di kutip dari situs : www.purdiechandra.net

Pemimpin Bukan Manajer

0 komentar



Melakukan hal-hal yang benar (ding the right things), berani menghadapi risiko dan memiliki untuk selalu nomor satu. Ide-ide bisnisnya orisinil, dan menaruh mata ke masa depan serta memiliki perspektif jauh ke depan penuh kepercayaan diri. Itu salah satu profil seorang pemimpin.
Walaupun banyak yang menganggap pemimpin itu menyukai segala bentuk macam tantangan, karena rasa optimis yang selalu dimilikinya. Cukup menarik buat saya. Sebab yang saya amati dan rasakan, pemimpin bukan hanya mampu manggerakan orang lain, melainkan juga berani mengambil pola pikir yang tidak popular sekalipun, mampu memberikan solusi, dan memiliki semangat untuk menjadi selalu yang terdepan.
Setelah diteliti, ternyata dalam menjalankan bisnis saat ini maupun masa datang, memang seharusnya memiliki manager leader, manajer yang punya jiwa pemimpin. Mengapa? Sebabnya adalah persaingan yang serba kompetitif, situasi bisnis yang kompleks dan sulit diramalkan keberlangsungannya, sehingga sangat dibutuhkan sosok manajer seperti itu. Kalau tidak, kita akan kalah bersaing. Akibatnya, bisnis yang kita jalankan akan sulit maju.
Saya setuju pendapat pakar manajemen yang mengatakan, kalau pemimpin itu selalu melakukan hal-hal yang benar, sementara manajer hanya mampu melakukan hal-hal dengan benar (doing the things right). Dimana, seorang pemimpin dalam melakukan hal-hal yang benar tidak terlalu memperdulikan caranya. Itu tak terlalu penting baginya. Sebab, bagi seorang pemimpin, hal-hal yang menyangkut urusan pelaksanaan idenya itu adalah tugas manajer. Pemimpin selalu berfikir loncat-loncat, dan jangkauannya sering kali panjang, bisa membingungkan bawahan untuk mengikutinya.
Lain halnya dengan manajer. Jangkauan ide atau gagasannya pendek, dan wawasannya relatif kering. Kewajibannya adalah bagaimana melakukan tugasnya dengan benar. Manajer baru jalan setelah ada planning dulu, sudah ada program kerja atau prototype-nya. Wajar kalau ada yang berpendapat bahwa pada dasarnya manajer itu tiruan, sementara pemimpin itu adalah orisinal.
Itu mengingat, ide tau gagasan seorang pemimpin tidak pakai planning. Responsibilitasnya memang tidak setiap saat muncul. Bila ternyata ide-ide bisnis yang diajarkannya itu nanti benar atau salah, urusan belakangan. Baginya yang terpenting telah menemukan ide bisnis yang cemerlang.
Kita bisa juga lihat, bahwa manajer dalam rangka mempertahankan proses atau kontinuitas kerjanya cenderung menerima status quo. Statusnya ingin aman-aman saja. Bahkan, kalau perlu menghindar dari resiko. Tapi sebaliknya dengan pemimpin. Ia justru menentang status quo, dan lebih berani menghadapi resiko. Perbedaan lainnya, adalah seorang manager itu suka bertanya, bagaimana dan kapan terhadap sesuatu hal. Sedang pimpinan lebih suka bertanya apa dan mengapa. Selain itu, pimpinan lebih terkesan ingin menjadi pribadinya sendiri, dan menguasai lingkungannya. Sementara manager adalah “tentara baik” yang klasik, dan menyerah kepada lingkungan.
Manajer dalam menjalankan aktivitasnya juga sangat bergantung pada pengawasan. Dia ingin selalu mengelola dan mempertahankan bisnis yang sudah ada, serta lebih berfokus kepada sistem dan struktur. Sementara, pemimpin lebih merupakan sososk yang justru mampu membangkitkan kepercayaan bawahannya atau relasinya. Itu sebabnya, mengapa fokus seorang pemimpin lebih kepada orang, dan bukan pada sistem dan struktur.
Oleh karena itu, jika kita sekarang berada pada posisi manajer, sebaiknya tidak menafikan atau menghilangkan nuansa-nuansa atau jiwa kepemimpinan. Agar segala keputusan yang diambil tidak kering, lebih tenang dalam menjalankan bisnis, mampu mengantisipasi hal-hal yang tak pasti, enerjik, antusias, memiliki integritas, tegas tapi adil, visi bisnisnya lebih jelas, dan mampu memproyeksikan bisnis ke masa depan.

Di kutip dari situs : www.purdiechandra.net

Rabu, 25 Juli 2012

Bos vs Pemimpin

0 komentar


Nah sahabat blogger minggu ini saya ada ingin berbagi dan sekedar share sama kalian tentang apa sih yg dimaksud atasan???Bedanya sama Bos apa??Bagaimana dengan Pemimpin??So, Atasan = Bos atau Atasan = Pemimpin ??
Berikut kutipan yg saya tentang Bos dan Pemimpin :

1.Seorang BOS menciptakan rasa takut dalam diri anak buahnya
Seorang PEMIMPIN membangun kepercayaan

2. Seorang BOS mengatakan "saya".
Seorang PEMIMPIN mengatakan "kita"

3. Seorang BOS tahu bagaimana pekerjaan harus dilakukan.
Seorang PEMIMPIN tahu bagaimana suatu karier harus ditempa

4. Seorang BOS mengandalkan kekuasaan.
Seorang PEMIMPIN mengandalkan kerjasama.

5. Seorang BOS menyetir
Seorang PEMIMPIN memimpin

6. Seorang BOS menyalahkan
Seorang PEMIMPIN menyelesaikan masalah dan memperbaiki kesalahan

7. Seorang BOS menguasai 10% tenaga kerja bermasalah.
Seorang PEMIMPIN menguasai 90% tenaga kerja yang kooperatif.

8. Seorang BOS menyebabkan dendam bertumbuh.
Seorang PEMIMPIN memupuk antusiasme yang bertumbuh

9. Seorang BOS menyebabkan pekerjaan menjemukan
Seorang PEMIMPIN menyebabkan pekerjaan menyenangkan/menarik

10. Seorang BOS melihat masalah sebagai musibah yang akan menghancurkan perusahaan
Seorang PEMIMPIN melihat masalah sebagai kesempatan yang dapat diatasi staff yang bersatu padu, dan berubah menjadi pertumbuhan.

11. INGAT. SEORANG BOS BERKATA, "PERGI!"
SEORANG PEMIMPIN BERKATA, "AYO PERGI"

Nah, itu tadi yg saya dapet jelaskan beda Bos dan Pemimpin. Semua orang yg sebagai anak buah(baca:bawahan) pasti ingin mempunyai Atasan = Pemimpin, ya iyalah kan selama ini para atasan atau paling tdk kita semua tau kalo yg pernah menjumpai training2 atau pelatihan pasti training Leadership bukan Bossiness...hehehehehe
Jika anda sebagai atasan, bagaimana anda???Lebih mengimplementasikan
Atasan = Pemimpin atau Atasan = Bos ???

Kamis, 19 Juli 2012

10 Rahasia Sukses Si Bos

0 komentar

KOMPAS.com - Tantangan dan kegagalan mungkin adalah makanan sehari-hari bagi para atasan. Dipromosikan menjadi atasan butuh trik tertentu. Ini adalah 10 rahasia para atasan dalam kemajuan jenjang karier mereka. Yuk intip satu per satu, siapa tahu bikin Anda cepat menjadi bos.

1.Bermain aman bisa menjadi bumerang.
Sebagian orang mungkin akan berfikir berkali-kali untuk mengambil risiko dalam menjawab tantangan.  Yang penting pekerjaan kita selesai dengan baik. Padahal rasa aman seperti ini bisa menjebak dan menghambat kemajuan kita sendiri. Kita memilih bermain aman dengan apa yang hanya kita kuasai dan tidak ingin repot beranggung jawab. Sehingga mungkin saja posisi menjadi atasan atau prestasi kerja kita 'tersalip’ oleh sang junior. Tinggal kita yang gigit jari.

2.Kegagalan adalah keberhasilan
Terkadang konsekuensi dari kegagalan atau tantangan tidak se-menakutkan apa yang dipikirkan. Tergantung dari sudut pandang kita melihatnya. Bagi sebagian orang kegagalan adalah keberhasilan. Maksudnya, paling tidak kita berhasil menantang diri untuk mengambil risiko dan bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan. Lebih baik gagal daripada tidak mencoba dan tidak melakukan apa-apa, kan? Poin yang paling penting bukan seberapa banyak kita gagal, tapi bagaimana kita bisa bangun dari kegagalan dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

3.Satu Langkah ke Depan
Ditunjuk atau dipromosikan menjadi seorang atasan bukan ditentukan dengan cara undian. Bila Anda ingin jenjang karier Anda terus menanjak, begitu pula usaha Anda untuk mencapai target. Jika semua orang berusaha 100 pesen, Anda harus berusaha 200 persen. Persiapkan rencana cadangan terhadap proyek yang Anda lakukan. Berfikir satu langkah ke depan dalam mengerjakan rencana Anda. Ini untuk mengantisipasi kegagalan. Jadi, bila Anda ternyata menemui kegagalan, Anda tidak tertinggal terlalu jauh dalam mengejar target Anda.

4.Self control
Terkadang di dalam lingkungan kantor ada beberapa hal yang tidak bisa Anda kendalikan. Misalkan Anda berada satu kelompok dengan seseorang yang malas, egois, bossy, tapi kelompok Anda harus tetap perform. Atau bos Anda adalah seseorang yang tidak bisa diajak berdiskusi. Hal-hal seperti ini bisa membuat Anda pusing tujuh keliling, emosi, dan sulit untuk bekerja maksimal. Cara mengantisipasinya adalah bersikap tenang, berfikir terbuka, dan coba untuk fleksibel. Sebelum keadaan yang mengendalikan Anda, lebih baik kendalikan diri Anda sendiri dan bekerjasama dengan keadaan.

5.Banyak bertanya
Mungkin kita sering takut untuk bertanya karena takut dianggap bodoh. Dengan bertanya tentang sesuatu, kita telah mengambil langkah untuk memahami sesuatu. Namun jika kita tidak bertanya, kita menyimpan ketidaktahuan tersebut. Sehingga pengetahuan kita menjadi terbatas dan tidak bisa belajar. Padahal proses belajar sangat penting dalam mengembangkan kemampuan.

6.Pastikan benar

Jika Anda sudah selesai dalam mengerjakan suatu laporan, jangan buru-buru menyerahkan ke atasan agar cepat bebas dari tanggung jawab. Periksa sekali lagi seluruh pekerjaan Anda jangan sampai ada yang tertinggal atau salah. Ketika seseorang diangkat jengjang kariernya, ketelitian dan keakuratan dalam bekerja sangat diperhitungkan. Jadi, jika pekerjaan Anda banyak revisinya, hati-hati. Mungkin atasan Anda jadi berfikir dua kali untuk mempromosikan Anda.

7.Mendapatkan perhatian si bos
Pastinya bukan dengan cara datang terlambat setiap hari atau membawakan sarapan untuk si bos setiap hari. Tapi dapatkan perhatiannya dengan prestasi yang Anda hasilkan. Sesekali juga boleh berdebat dengannya dengan cara yang cerdas disertai alasan yang meyakinkan, bukannya selalu setuju dengan apa yang bos katakan. Dengan begitu ia akan ingat kepada Anda dan melihat potensi yang Anda miliki. Jika ia terkesan, bisa jadi Anda yang pertama kali terlintas ketika si bos ingin merekomendasikan seseorang untuk diangkat.

8.No surprises

Jangan pernah beri kejutan untuk bos Anda. Maksudnya, jika Anda punya berita buruk tentang perusahaan, katakan dengan tenang. Begitu pula jika Anda mengabarkan prestasi yang baik. Jangan sampai atasan Anda mengetahuinya secara tiba-tiba, dan dari orang lain pula. Hindari membuat ‘gerakan’ atau keputusan yang mengejutkan. Karena si bos biasanya sudah mengatur rencana perusahaan jauh ke depan. Anda tidak mau kan menjadi orang yang disalahkan karena merusak rencana si bos?

9.Break the Rule
Sesekali tidak salah mendobrak aturan yang ada. Asalkan itu bisa meningkatkan skill dan kemampuan kita. Misalnya, jika kita diam-diam memiliki side job yang berbeda dengan pekerjaan kita di kantor. Misalnya Anda bekerja sebagai marketing officer, Anda bisa sambil bekerja sebagai penerjemah novel. Pendapatan bertambah, skill bahasa Anda meningkat, baca novel gratis pula, hehe. Jadi, jika Anda memiliki ide yang sedikit gila dan berada di luar aturan yang ada, jangan takut untuk mencoba mewujudkannya.

10. Penampilan
Cara kita berpenampilan diperhitungkan dan membuat orang lain menilai kita dengan cara yang berbeda. Kita bisa dihargai orang lain karena prestasi kerja, namun kita juga bisa tidak dihargai karena penampilan kita. Penampilan memang bukan segalanya, tapi kita akan dianggap menghargai orang lain apabila bisa menyesuaikan diri dengan situasi, apa yang kita kenakan, dan pembawaan diri kita.d

Teknik Informatika

0 komentar

Apa Itu Teknik Informatika ?
Teknik Informatika merupakan kumpulan disiplin ilmu dan teknik yang secara khusus menangani masalah transformasi atau pengolahan data dengan memanfaatkan se-optimal mungkin teknologi komputer melalui proses-proses logika. Pada teknik informatika bidang ilmu yang lebih banyak dikaji adalah bidang pemrograman dan komputasi, rekayasa perangkat lunak (software) untuk berbagai bidang aplikasi dalam berbagai bidang usaha, dan teknologi jaringan komputer.
Apa Yang Dipelajari di Teknik Informatika ?
Dasar ilmu dalam Teknik Informatika adalah algoritma. Pada Teknik Informatika, mahasiswa akan diarahkan untuk bisa menguasai ilmu dan keterampilan rekayasa informatika yang berlandaskan pada kemampuan untuk memahami, menganalisis, menilai, menerapkan, serta menciptakan piranti lunak (software) dalam pengolahan dengan komputer. Secara garis besar materi dalam teknik informatika dapat dikelompokkan menjadi beberapa bidang ilmu antara lain adalah :
1.   Sistem Informasi
Memberikan pengetahuan dan pengertian dasar tentang konsep dan kerangka sistem informasi, metodologi dan teknik perancangan, pengembangan, pengetesan dan pemeliharaan sistem perangkat lunak
2.   Rekayasa Perangkat Lunak
Materi yang dipelajari dalam bidang ini adalah Analisa dan Desain Obyek, Penyempurnaan Proses Rekayasa, Inspeksi Perangkat Lunak, Rekayasa Perangkat Lunak, Pemrograman Basis Data Client Server.
3.   Pemrograman dan Komputasi
Memberikan pengetahuan dan kemampuan menganalisis permasalahan dalam ruang lingkup Komputasi, Komputasi Paralel, Sistem Terdistribusi, Teknologi Antar Jaringan.
4.   Arsitektur dan Jaringan Komputer
Materi yang dipelajari dalam bidang ini adalah Arsitektur Komputer, Organisasi Komputer, Elektronika, Sistem Digital, Sistem Mikroprosesor, Jaringan Komputer dll.
Prospek Lulusan Teknik Informatika
Bidang aplikasi komputer sangat luas, hampir tidak ada ruang kehidupan yang tidak tersentuh oleh teknologi komputer. Luasnya bidang aplikasi tersebut, terbatasnya jumlah system analyst, pesatnya perkembangan teknologi informasi, dan tingginya kebutuhan pengembangan perangkat lunak memberikan prospek yang sangat cerah bagi lulusan Teknik Informatika. Jenis pekerjaan yang tepat untuk lulusan Teknik Informatika antara lain adalah: Programmer, Sistem Analis, Web Designer, Software Engineer/Web engineer, Computer network/Data Communication Engineer, Instansi Pemerintah dan Lembaga Penelitian, Lain-lain (perusahaan-perusahaan jasa telekomunikasi, perbankan, konsultan atau dosen di perguruan tinggi negeri maupun swasta, dll).
Daftar Perguruan Tinggi Negeri yang terdapat Teknik Informatika :